gharwangRpcTashi delek, saya ingin berbagi secara singkat sejarah dari tradisi zurmang.Tradisi ini dimulai sejak masa Karmapa ke 5, Dezhin Shekpa.  Selama masa ini 2 sub aliran dari Karma Kamtsang terbentuk, Zurmang Kagyud dan Nyendo Kagyud. Saya ingin membahas lebih banyak mengenai Zurmang Kagyud. Zurmang Kagyud adalah sebuah tradisi yang sangat unik, karena pada silsilah ini terkandung ajaran utama yang langsung berasal dari Vajradhara, dikenal sebagai silsilah bisikan, yang mengandung 3 permata, yaitu pemahaman permata dari silsilah,pemahaman permata dari jalan menuju pematangan (ripening), dan pemahaman permata dari jalan menuju pembebasan.

 

 

 

Sebelum saya mulai dengan penjelasan lebih lanjut, saya ingin memulai dengan silsilah itu sendiri. Vajradhara adalah pemegang silsilah bisikan ini sendiri, dan silsilah bisikan berarti silsilah ini tidak dibabarkan pada khalayak umum, hanya dari guru kepada murid, jadi dari satu individu ke individu lainnya.  Vajradhara diminta oleh dakini kebijaksanaan untuk silsilah bisikan ini dan Vajradhara mengenali dakini kebijaksanaan ini sebagai yang memenuhi syarat / kualifikasi untuk menerima silsilah ini, kemudian dakini kebijaksanaan menerima silsilah ini dan setelah menerima silsilah, ia mempertahankan kemurnian silsilah dan terawat dengan baik. Kemudian dakini kebijaksanaan mulai berpikir bagaimana membabarkan silsilah ini untuk mendatangkan manfaat bagi semua makhluk dan mulai mencari individu mana yang tidak hanya bisa berlatih tapi juga menyebarluaskan silsilah ini untuk manfaat bagi mahluk lainnya. Dakini kebijaksanaan mengenali Tilopa sebagai seorang yang paling memenuhi kualifikasi diantara individu-individu lainnya. yang bisa membabarkan silsilah ini. Dakini kebijaksanaan kemudian muncul di hadapan Tilopa sebagai wanita tua dan berkata pada Tilopa, "Jika engkau tertarik pada silsilah ini engkau bisa selalu menerima silsilah ini dan engkau bisa pergi ke tempat yg bernama Uddayana dimana terdapat istana yg bernama Gendolai dan menerima silsilah ini dari dakini."


Setelah mendapat nasihat ini, Tilopa berangkat ke Uddayana dan sebelum ia bisa mencapai istana yang bernama Gendolai tersebut, terdapat 3 lingkaran dakini dalam bentuk Nirmanakaya, Samboghakaya dan Dharmakaya. Setiap dari dakini-dakini  tersebut sangat kuat dan tidak membiarkan siapapun untuk masuk ke tempat dimana harta tersebut disimpan: Ajaran silsilah ini, 3 permata. Tilopa berhasil mengatasi semua rintangan ini dan akhirnya bisa bertemu dengan dakini kebijaksanaan dan meminta pada dakini ajaran silsilah tersebut dan dakini menyadari bahwa Tilopa bukan hanya memiliki kualifikasi untuk berlatih, namun juga untuk membabarkannya, demi manfaat bagi semua mahluk. Kemudian dakini memberikan silsilah ini pada Tilopa dengan menunjukkan 3 objek yang berbeda, yang melambangkan 3 permata atau 3 inisiasi dari tubuh, ucapan dan pikiran. Pertama dakini memperlihatkan gambar pasangan dari Cakrasamvara dan Vajrayogini. Pada saat Tilopa melihat gambar ini, ia menerima inisiasi tubuh. Dan kemudian dakini memperlihatkan gambar mantra Cakrasamvara, 7 mantra yg ditulis dengan permata yg berharga, dan ketika tulisan ini diperlihatkan pada Tilopa, ia menerima inisiasi ucapan.  Dan akhirnya ketika dakini memperlihatkan vajra dengan 5 titik, pada saat itu Tilopa menerima inisiasi pikiran. Dan setelah menerima semua inisiasi ini, dakini kebijaksanaan meminta Tilopa untuk tetap tinggal di Uddayana. Namun Tilopa berkata bahwa ia memiliki seorang murid yang sangat berkualitas untuk menerima ajaran ini. Sehingga Tilopa harus kembali untuk membebaskan muridnya tersebut.  Ia kembali dan bertemu dengan Naropa dan kemudian ia mentransmisikan semua ajaran ini kepada Naropa. Kemudian Naropa memprediksikan setelah 13 generasi, Tilopa kan datang kembali dalam wujud manusia.  Setelah dari satu murid ke murid berikutnya, jadi dari Naropa ke Marpa, lalu ke Milarepa, maka jika dihitung sampai dengan Karmapa ke 5, ada 13 generasi, maka Tilopa akan datang dalam wujud manusia. Ini yang diprediksikan Naropa. Jadi ajaran ini diteruskan dari satu individu ke satu individu, terus berlanjut sampai dengan Karmapa ke 5.

Jadi Karmapa V memegang silsilah ini, dan kemudian diturunkan pada Trung Mase, yang merupakan pendiri dari silsilah ini  (Trung Mase lahir di Minyak - sebuah tempat di Kham - Tibet ). Sejak ia masih kecil, bahkan sejak didalam kandungan ibunya, ibunya bermimpi sinar yang terang seperti matahari dan bulan melebur kedalam kandungannya, dan juga banyak gambar-gambar Buddha yang juga melebur kedalam kandungannya, serta juga banyak tanda-tand berharga dalam bentuk mimpi yang dialami oleh ibu Trung Mase selama masa kehamilannya. Ketika ibu tersebut melahirkan Trung Mase Lodro Rinchen, ia tidak merasakan sakit, karena ruangan tersebut dipenuhi oleh sinar yang sangat terang dan wangi-wangian yang bisa dicium oleh semua orang dan banyak tanda-tanda berharga lainnya yg bisa dilihat oleh semua orang dan alami. Ketika Trung Mase berumur 4 tahun, ia adalah anak yang sangat spesial. Setiap kali ia bertemu dengan rupang, gambar Buddha ataupun stupa, ia akan berpradaksina dan juga bernamaskara, sehingga keluarganya melihat bahwa ia adalah anak yang spesial dan membawanya ke satu biara yg bernama Rabgon yang dekat dengan rumah keluarganya.  Selama perjalanan menuju Rabgon, mereka beristirahat di satu tempat dan anak ini beristirahat dekat dengan sebuah tenda kecil dan secara tiba-tiba datang batu besar yang menggelinding ke arah tenda ini, yang mengakibatkan tenda hancur berantakan dan semua orang berpikir bahwa anak ini pasti  terbunuh. Namun anak itu tetap berada ditempatnya sambil tertawa dan berkata : "Tidak ada apapun yg terjadi pada saya". Semua orang heran dan bertanya, siapa yang menyelamatkan anak ini, ia menjawab "ada seorang pria besar berwarna hitam yang menyelamatkannya" dan pria tersebut adalah pelindung dharma. Jadi cerita ini terus berjalan panjang, dan Trung Mase menerima banyak tantangan dan mendapat banyak ajaran dari guru-guru yang berbeda, bahkan ia memiliki 19 orang guru dan menerima ajaran dari berbagai silsilah yang berbeda. Akhirnya ketika ia berumur 26 tahun, ketika ia mendengar nama Karmapa ke 5, ia memiliki perasaan yang istimewa tentang Karmapa ke 5 dan ingin pergi menemuiNya dan menerima ajaran. Ia kemudian berangkat ke pusat tibet yaitu ke Lhasa.

Sepanjang perjalanan, ia menerima banyak ajaran dan suatu hari ia ingin berkunjung ke Tsurphu. Didekat Tsurphu ada satu desa kecil dimana ia beristirahat, dan pagi berikutnya ia berencana akan menemui Karmapa. Ia bermimpi ada Mahakala yang melihat dengan marah kepadanya, sehingga ia merasa mungkin Karmapa tidak bisa ditemui kali ini. Ia kembali lagi ke Lhasa dan membuat banyak persembahan dan membaca banyak sekali doa-doa dan pada suatu malam ia bermimpi mahakala berdiri dekat dengannya dan ia  berangkat ke Tsurphu. Trung Mase melihat ini sebagai tanda, bahwa ia harus berangkat ke Tsurphu dan menemui Karmapa 5. Ketika Trung Mase melihat Karmapa, ia melihatnya sebagai Boddhisatva Manjushri, dan Karmapa melihat Trung Mase sebagai emanasi dari Tilopa. Jadi keduanya melihat ada keterkaitan besar diantara mereka, Karmapa dan Trung Mase. Trung Mase datang dan pergi ke Tsurpu, dan selama itu terus menerima ajaran dari begitu banyak guru, dan dalam perjalanan terakhirnya ke Tsurphu Karmapa, memberikan instruksi lengkap, transmisi dan inisiasi dari silsilah bisikan ini kepada Trung Mase Lodro Rinchen. Karmapa berkata karena Trung Mase bukanlah biksu yg ditahbiskan, melainkan umat biasa, banyak guru yang mengatakan ia harus menjadi umat biasa sehingga bisa lebih mendatangkan manfaat bagi mahluk lainnya. Ayah ibunya juga ingin agar Trung Mase menikah dan meneruskan silsilah keluarga mereka. Namun Karmapa ingin Trung Mase menjadi biksu yang ditahbiskan,  karena akan membantu lebih banyak dalam melayani Buddhadharma. Trung Mase setuju dan Karmapa menjadi khenpo yang menjalankan upacara dan Karmapa sendiri yg mentahbiskan Trung Mase sebagai biksu pemula dan diberi nama Lodro Rinchen. Kemudian Trung Mase diminta untuk pergi ke Tibet bagian timur dimana ada istana ucapan dari Cakrasamvara dan mendirikan kompleks biara disana utk manfaat beribu-ribu orang. Ia pergi ke Tibet  timur dan sepanjang perjalanan banyak orang yang memberikan dukungan padaNya. Ketika sampai, ia berkeliling di daerah tersebut dan  tiba di suatu tempat yang sekarang dikenal sebagai Zurmang

Ia bertanya pada penguasa daerah tersebut, apa namanya tanah yang terbuka luas ini - yang ada diluar dari bangunan, dan orang tersebut menjawab ini dinamakan Tashi Tam yang berarti tanah yang berharga. Kemudian ia bertanya apa nama bukit di belakang tempat ini dan dijawab Nyana Me yang berarti tidak ada yang diatasnya. Terdapat satu bukit kecil yang ada di depan tanah lapang ini dan ia bertanya apa nama bukit kecil ini. Dijawab Yang Tili yang berarti bukit keberuntungan. Trung Mase melihat ini semua sebagai tanda berharga, jadi tanda berharga pertama tercapai. Setelah beberapa hari ia kembali lagi ketempat ini dan bertemu seorang wanita tua dan bertanya "saya ingin membuat kuil apakah tempat ini sesuai untuk membuat kuil. Wanita tua itu tidak begitu senang dan menjawab "kamu tidak hanya bisa membuat vihara, tapi bahkan bisa membuat vihara dengan 80 pilar". Jadi meskipun tadinya wanita tua ini ingin membuat Trung Mase marah, namun bagi Trung Mase ini merupakan suatu tanda yang berharga. Jadi didapat tanda berharga yg kedua. Lalu Trung Mase naik keatas bukit dimana ia ingin membuat vihara dan bertemu dengan wanita tua lainnya, Namun karena Trung Mase berpakaian compang camping seperti yogi dan tdk berpakaian rapi, ketika bertemu wanita tua ini, Trung Mase berkata bahwa Ia ingin membangun vihara dengan 80 pilar. Wanita tua ini memandangi Trung Mase dan berkata,"Wajahmu tidak terlihat berwibawa dan bajumu juga tidak meyakinkan, namun engkau tidak hanya bisa membangun vihara berpilar 80 namun berpilar 108." Jadi wanita tua ini sebenarnya menyangsikan Trung Mase, dengan penampilan compang camping ini, jangankan membangun vihara, untuk makan saja mungkin ia susah. Namun Trung Mase menganggap ini juga sebagai tanda berharga berikutnya. Jadi tanda berharga ketiga didapat dan beberapa hari kemudian ia membawa murid-muridnya ketempat dimana vihara itu sekarang berada, membacakan doa khusus dan melakukan persembahan torma. Torma adalah persembahan yang terbuat dari terigu dan bubuk barley/gandum. Torma ini kemudian dipersembahkan ke 4 penjuru mata angin. Dan dimanapun torma ini mendarat, maka muncul mata air.

Dan bahkan sampai saat ini para penduduk di Zurmang masih menggunakan mata air ini yang berada di 4 penjuru mata angin tersebut. Pada suatu hari ia ingin mulai membangun biara, maka ia mengumpulkan khempa (ini adalah daun yg mengandung obat-obatan). Ia meminta para khenponya agar khempa ini dipersembahkan ke berbagai tempat. Para khenpo ini melaksanakan tugas mereka dan ketika pulang Trung Mase bertanya kemana kalian mempersembahkan daun itu dan dijawab "saya mempersembahkan daun itu kesemua tempat. namun pada satu sudut saya mempersembahkan lebih banyak. Jadi kata zur berarti sudut/pojokan dan mang berarti banyak,  sehingga muncul kata Zurmang, yang berarti banyak sudut... Dari kata "pada satu sudut saya mempersembahkan lebih banyak", jadi dari situlah nama zurmang terbentuk.  Kemudian Trung Mase membangun biara pertama yang bernama Dubhum Senyen di tahun 1423. Dan bahkan sampai sekarang bagian dari konstruksi pertama vihara tersebut masih bertahan di zurmang. Setelah itu jumlah murid bertambah dan jumlah bangunan juga bertambah dan Ia memiliki banyak murid yang dikenal sebagai Thogden Yaje, 8 yogi utama dan 3 yogi utama dan ada juga 4 yogini di tradisi ini. Pada usia 43 tahun Trung Mase memasuki Parinirvana dan silsilah ini masih terpelihara dengan baik di zurmang dan Tibet, dan sekarang saya ingin membawa silsilah ini ke Sikkim dan dalam waktu dekat ini saya akan membawanya tidak hanya ke Asia, namun juga Eropa dan Amerika. Dan ini adalah alasan mengapa saya bepergian mengelilingi dunia dengan tujuan membantu sesama untuk belajar Dharma dan menemukan kebahagiaan dan menghargai sesama, serta juga menyebarluaskan silsilah ini dan berbagi dengan kalian semua. Terima kasih

Catatan:

Diterjemahkan dari video Zurmang Gharwang Rinpoche  link  berikut  (bahasa Inggris) :

http://zurmangkagyu.org/about-zurmang-kagyu/